Bagian 7
Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Validitas
Ridwan (2016) menyebutkan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan suatu kevalidan dan atau kesahlihan suatu instrumen.
Suatu instrumen yang valid apabila:
1. Mempunya validitas tinggi. Bila validitasnya rendah maka instrumen tersebut kurang valid.
2. Mampu mengukur apa yang hendak diukur atau diinginkan.
3. Dapat mengungkap data dari variabel yang dapat diteliti.
Pengujian validitas internal:
-Pengujian validitas konstruk (constract validity)
Setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan pendapat para ahli (judgment experts). Instrumen yang telah disetujui para ahli tersebut dicoba pada sampel dari mana populasi diambil.
-Validitas isi (content validity)
Dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.
-Pengujian validitas eksternal
Validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta empiris yang terjadi di lapangan. Bila terdapat kesamaan antara kriteria dalam instrumen dengan fakta di lapangan, maka dapat dinyatakan instrumen tersebut mempunya validitas eksternal yang tinggi.
Reliabilitas
Realibilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik.
Reliabel juga dipercaya dapat diandalkan. Sehingga beberapa kali di ulang pun hasilnya akan tetap sama (konsisten).
Pengujian reliabilitas secara eksternal:
1. Test-retest
Test-retest dilakukan dengan cara mencoba instrumen beberapa kali pada responden. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama, dan waktunya yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.
Contoh:
Akan dilakukan penelitian tentang kemampuan kerja pegaai di PTS. Untuk pengukuran kerja pegawai akan dilakukan instrumen dengan skala Likert. Sebelum instrumen tersebut digunakan untuk pengukuran yang sebenarnya, akan di uji reabilitas terlebih dahulu. Untuk keperluan tersebut peneliti melakukan uji coba instrumen yang sama banyaknya dua kali. Hasil yang diperoleh dari dua kali uji coba tersebut sebagai berikut.
2. Equivalen
Instrumen yang equivalen adalah pertanyaan yang secara bahsa berbeda, tetapi maksudnya sama.
Contoh:
Berapa tahun anda sudah belajar bahasa Korea?
Tahun berapa anda mulai belajar bahasa Korea?
Pengujian reabilitas instrumen dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu sama, instrumen berbeda. Reliabilitas instrumen dihitung dengan cara mengkorelasikan antara data instrumen yang satu dengan data instrumen yang dijadikan equivalen.
3. Gabungan (test-retest dan equivalen)
Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencoba dua instrumen yang equivalen beberapa kali ke responden yang sama. Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu dikorelasikan secara silang. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Pengujian reliabilitas secara internal:
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Pengujiannya dapat dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split half), KR 20, KR 21, dan Anova Hoyt. Berikut rumus-rumus dan contoh perhitungannya.
1. Rumus Spearman Brown
2. Rumus KR 20 (Kuder Richardson)
3. Rumus KR 21
4. Alda Cronbach
Pengujian reliabilitas dengan teknik Alfa Cronbach dilakukan untuk jenis data interval/essay. Rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar